Tuesday, October 24, 2017

Ikhtiar Kami : Part Laparoscopy

Assalamu Alaikum...

H+6 Pasca Operasi, mau coba nulis lagi..
Hahhh? Operasi apa yaa?
.
.
.
.
Setelah memperoleh penjelasan mengenai kondisi saya dari dr Suhartadji SpOG, dan diskusi keluarga, akhirnya mau mencoba cari second opinion ke DR dr Chamim SpOG KOnk. Hari kamis tanggal 12 Oktober 2017 berangkat ke RS Premier Bintaro. Pas deh, sesuai Jadwal Praktek Dokter   Chamim SpOG KOnk dari jam 19.00 - 21.00 tetapi karena baru daftar tadi siang dikantor alhasil dapet nomor antrian ke-10 dan sampai jam 21.30 belum dipanggil juga.. hahha.. 

Setelah nunggu beberapa saat akhirnya aku dipanggil jugaaa.... ketemu beliau, rasanyaaaa mau curhat panjaaanggg deh, sosok beliau yang tenang, cara bicaranya halus, yaa walaupun yang diceritakan hal-hal yang nyeremin dikasus saya yaa, tapi entah rasanya saya sudah siap mendengarkan apapun yang akan beliau sampaikan.
Memang bukan yang pertama kalinya sih ketemu beliau, untuk konsultasi ini baru yang kedua kali. Pertama kali waktu habis keguguran, konsultasi ke beliau di RS Muhammadyah taman puring, setelah itu ya baru kali ini ketemu beliau lagi. 

Cerita panjang lebar, menunjukkan hasil HSG yang belum lama ini juga saya jalani, indikasinya saya kena Hidrosalphing bilateral, karena dari riwayat yang ditulis di hasil HSG dr Radiologi, saya kesakitan luar biasa, dan kemarin juga coba untuk Hydrotubasi di RS Mulya cairan tidak bisa masuk sama sekali, mungkin karena tuba ada sumbatan dan tidakan yang bisa dilakukan adalah operasi laparoscopy (Lo). Tindakan itu diambil karena kemungkinan kedua saluran tuba sudah rusak dan khawatir infeksi, bahkan apabila akhirnya menempuh jalan program bayi tabung bisa jadi kemungkinan untuk gagal juga tetap besar akibat infeksi tersebut belum diatasi. Astagfirullah.. Ya Allah, hamba pasrahkan segalaNya padaMu, Engkaulah yang Maha Segala-galanya, tiada daya upaya hamba tanpa ridho dan kasih sayangMu.......
Setelah berdiskusi mengenai hydrosalphing, Dr Chamim meminta saya berbaring untuk dilakukan USG. Dan sangat terkejut setelah beliau menunjukkan ada bulat2 seperti gelembung yang menurut penyampaian beliau adalah kista.  Yaakkkk.. jadi makin mantap mau operasi, Bismillah.. khawatir banget yaaa ada benda yang seharusnya tidak ada di sana, yang ada dipikiran saya saat itu adalah bagaimana masalah ini cepat selesai, cepet operasi, saya cepet sembuh, jadi saya ga boleh menyerah, saya harus sehat untuk keluarga saya, saya harus sehat untuk Cena..

Membicarakan masalah biaya, yaaa.. operasi, pasti yang ditanya pertama kali adalah "Berapa biayanya yah Dok.." dan Dr Chamim memahami kekhawatiran itu, beliau memberi pilihan apabila tidak ditanggung oleh asuramsi, bisa coba operasi di Griya Husada RSUP Fatmawati. biaya operasinya bisa lebih murah.

Keesokan harinya, saya kembali bertemu dengan Dr Chamim untuk meminta beliau order untuk tindakan operasi saya, karena setalah tanya sana sini mengenai rincian biaya, ditanggung Asuransi atau tidak, hanya bisa dicek setelah dokter melakukan order dan membuat diagnosa dari sakit saya tersebut. Beliau menjadwalkan operasi pada Rabu 18 Oktober 2017 pukul 07.30 pagi, dan saya sudah harus ada di RS Premier Bintaro pada Selasa 17 Oktober 2017 pagi harinya untuk test darah, rekam jantung, cek radiologi, dll. 

Untuk proses dan tindakan Operasi saya posting di postingan berikutnya yaa...

Terimakasih yang sudah membaca..





Thursday, October 12, 2017

Ikhtiar Kami : Part Hydrotubasi

Assalamu Alaikum..

Hydrotubasi....
Melanjutkan postingan sebelumnya, akhirnya Selasa tanggal 10 Oktober 2017, hari yang ditunggu-tunggu (ceileee) saya menjalani tindakan Hydrotubasi di RS Mulya dibantu oleh  Dr Suhartadji SPOG. Sesuai jadwal yang sudah disepakati, dihitung juga berdasarkan hari menstruasi pertama saya tgl 29 September 2017, dan disesuaikan juga dengan jadwal praktek si dokter. 

Senin 9 Oktober 2017, malam harinya pulang kantor saya datang ke RS Mulya untuk test darah untuk mengecek pembekuan darah, Hb, dll yang akan diberikan kepada dokter anastesi untuk prosedur Hydrotubasi dengan pembiusan pada esok harinya. (Biaya Rp 200 ribuan)

Selasa 10 Okober 2017, datang ke RS Mulya sekitar pukul 09.00 dan langsung ke bagian pendaftaran untuk melakukan pengisian beberapa berkas tindakan dan perawatan. Akhirnya sekitar pukul 10.00 diminta berganti baju warna hijau mirip dengan baju oprasi, kemudian dipasang infus. Nah, udah mulai deh tuh perasaan deg-degan, tegang, takut, dan berusaha keras untuk gak stress, mana sendirian pula ga ditemenin siapa2.. sedih bgt yaakkk.. hehehe gak deh, lebay ajaaa.. pas hari itu suami cuti sebenenrnya, cuma karena sheina juga lagi sakit, jadi gak tega ninggalinnya, biarlah saya sendiri aja ke RS, dan suami nemenin sheina di rumah. Dr Suhartadji SpOG juga udah mondar-mandir di luar ruangan untuk koordinasi sama suster-susternya. Gak lama dr anastesinya dateng, cairan bius dimasukkan, kemudian mulai deh tuh rasanya kliengan dan pusing trus si dokter anastesi bilang "klo ngantuk tidur aja ya Bu.." naaahh udah tanda-tanda berarti biusnya udah masuk nih.. kemudiaaaannnn rasanyaaaa ngaaannntttuuukkk... dan bobok... Zzzzzzz



Kurang lebih sekitar pukul 11 kurang 15 menit udah mulai siuman, walaupun masih agak kliengan, dan ngantuk sedikit, suster lagi sibuk mondar mandir karena di ruang persalinan ada Ibu yang mau melahirkan, sempet denger rintihannya sebentar, trus udah oeekk oeekk.. ya ampun, cepet n gampang amat lahirannya cuma ngeden bentar trus udah keluar bayinya (pikir dalem hati, sotoy bgt yaa aku padahal ga liat langsung setiap prosesnya alias cuma denger suaranya aja) iihh gemesss liat dedek bayinya, Ya Allah... aku mau ngerasaian kenikmatan hamil dan melahirkan lagiiiiiiiii... Aammiinn Ya Rabbal 'Alamiiinn semoga Allah meridhoi segala doa dan ikhtiar kami. 

Rasanya gak sakit kok, gda rasa gimana-gimana, cuma rasa kebelet pipis, dan berasa ada darah yang keluar juga, tapi ga sebanyak waktu HSG, apa mungkin yang HSG ga dibius dan saya ngerasa kesakiiiitttan bgt jadi ada sedikit pendarahan? (sotoy nya dyah ""!) 

Pas lagi makan siang (dapet dari RS) dr Suhartadji SpOG datang dan menjelaskan tindakan yang tadi dilakukan, hmmm... kayak di samber gledek siang-siang, kaget sampe nyesek. Duuhh rasanyaaa.. malah lebih sakitan denger penjelasan dr Tadji dibandingin tindakan Hydrotubasinya itu sendiri. Beliau cerita kalau tadi cairannya susah masuk, agak keras dan indikasinya kedua saluran tubaku non paten, dan usaha selanjutnya yang bisa dilakukan adalah operasi Laparoscopy atau bayi tabung. Ya Allah........... sedihnya bukan main, udah kepengen mewek ajaaa rasanya, tapi ditahan, soalnya klo nangis nanti malah bingung dr tadji ngediemin saya nya gimana, hehehe. Singkat cerita akhirnya air mata tak terbendung setelah ketemu suami di parkiran mobil, nangis lah seada-adanya, ada sheina juga yang mukanya bingung "ini emak gw kenapa yaa.. dtg2 nangis..". Sang suami, yang kemudian memberi harapan kalau kita bisa cari second opinion, betapa kita harus bersyukur karena Alhamdulillah sudah ada Sheina, yang cantik, nyenengin, pintar, dan selalu memberi kebahagiaan dikeluarga kami. InshaAllah semua ada hikmahnya, masih banyak jalan yang akan ditunjukkan Allah SWT untuk hambanya yang selalu berdoa dan berikhtiar. Aamiinn

Oh iyaa biaya Hydrotubasi saya kemarin di RS Mulya total sekitar Rp 3.200.000 

Second Opinion, yup InshaAllah habis ini mau coba ke RS Premier Bintaro, ketemu Dr Chamim SpOG KOnk, karena secara sejarahnya banyak juga keluargaku yang di handle sama si dokter. Apalagi ibu yang beberapa tahun lalu sempat ada masalah di rahim dan dioperasi juga oleh beliau di RS Fatmawati. InshaAllah mau ikutin saran Ibu. Bismillah... 

Ya Allah... Bismillah... 
Positif thingking InshaAllah hasilnya baik.. Aaamiinnn

Friday, October 6, 2017

Ikhtiar Kami...

Assalamu Alaikum...

Hmm.. sebenernya ini cuitan latepost bgt karena udah lamaaaa bgt ngga ngeblog karena kesibukan pindah kantor, adaptasi dan hal-hal lain lah yaa...

Saya mau cerita tentang program hamil yang sedang saya jalani. Alhamdulillah saya sudah memiliki satu orang putri berumur 4 tahun, namanya Sheina. Yaa kalau dilihat dari segi umur menurut kami sekeluarga dia udah cocoklah yaa punya adek.. Setelah melahirkan Sheina 4 tahun yang lalu, saya dan suami (juga atas saran dari Ibu dan Martua) akhirnya langsung memutuskan untuk pasang KB IUD. Maksudnya untuk menjaga jarak kelahiran, apalagi saya melahirkan secara SC dan masih adaptasi juga sebagai orang tua baru, daripada nanti jadi ga maksimal ngasih kasih sayang dan perhatian ke Sheina, akhirnya saya setuju untuk pasang KB IUD. 

Sebenarnya sebelum hamil Sheina, pada Bulan Desember 2011 saya hamil tetapi karena case Blighted Ovum (BO) akhirnya saya keguguran dan dikuret pada Januari 2012, waktu itu proses kuret dibantu oleh Dr Suhartadji SpOG di RS Sari Asih Ciledug. Sekitar 6 bulan setelahnya Alhamdulillah saya diberi kepercayaan lagi untuk hamil (hamil Sheina). Waktu itu Dr Suhartadji SpOG sudah tidak praktek di RS Sari Asih Ciledug, tetapi pindah ke RS Mulya (Pinang). Karena sudah merasa cocok dan klik saya ikutin aja beliau sampai di RS Mulya. Alhamdulillah kehamilan lancar, sampai proses melahirkan semua dilakukan di RS Mulya dengan bantuan Dr Suhartadji SpOG.

Singkat cerita setelah kurang lebih 2 tahun copot spiral, saya masih belum hamil lagi, sudah pernah mencoba mulai menjalani program hamil waktu itu dengan Dr Prima Progestian SpOG di RS Muhhamadyah Taman Puring, saya dianjurkan untuk melakukan hydrotubasi. Belum sempat saya jalani, kebetulan waktu itu saya pinda kerja, dan saat diwawancara Direksi, beliau bilang dong : "Hmmm.. kamu belum ada rencana hamil kan ya dalam waktu dekat ini? nanti baru masuk kerja udah hamil, trus cuti lagi...."
Duuhh dalam hari pengen bilang "Bapak Jaharaaaaa bgt deh, masa saya bersuami tapi ga boleh hamil.." 
KZL :(

Akhirnya selang beberapa bulan kemudian, (dengan arahan dari teman-teman, saya abaikan saja perintah Direksi soal hamil, toh gda hitam diatas putih dan kebetulan si Bapak yang waktu itu wawancara saya sudah ga menjabat lagi sebagai Direksi.. hohohooo).

Saya coba program hamil lagi. waktu itu sekitar bulan Juni 2017, saya datang ke RS Premier Bintaro, dibantu Dr Djoko Sekti Wibisono, SpOG KFER disarankan untuk melakukan HSG untuk ngecek tuba nya. Akhirnya disetujui dilakukan HSG (tindakan HSG IDR 1.800.000), saya ingat waktu itu hari pertama puasa, dan saya puasa. Salah saya sih yaa udah niat mau ada tindakan HSG masih puasa, padahal akhirnya siang itu batal juga puasanya karena saya harus minium obat penghilang rasa sakit (waktu itu cuma beli Pana*ol dan minum 15 menit sebelum tindakan) dan pas HSG belum ngaruh aja gitu obatnya, alhasil waktu tindakan saya kesakitan luar biasa, mules dan mual. Akhirnya Dr Radiologinya ga berani lanjutin, cairan yang masuk juga belum seberapa, cuma sedikiiiiit bgt dan hasilnya belum akurat karena cairan ga semuanya masuk. Duuhhh sampe mau pingsan rasanya waktu itu, dan lumayan bikin trauma juga..

Seminggu setalah tindakan HSG perut saya masih sakit dan mules, sampai mengganggu ketika jalan atau berdiri. Akhirnya kembali lah saya ke RS Mulya dengan Dr Suhartadji SpOG dan minta obat. Alhamdulillah sembuh dan beliau juga memberi motivasi (as always) dokter kesayangan saya ini selalu menyuntikan : "semangat, positif thingking, jgn mikir macem2, Santai aja tapi jangan lupa berdoa". Dan nanti kalau mau coba tindakan hydrotubasi, RS Mulya memungkinkan, mens hari kedua kontrol lagi ke RS Mulya dan dijadwalkan untuk Hydrotubasi.

Karena saya masih karyawan baru, jadi saya belum punya cuti, nah sulit tuh ngepasin hari mens ke-2 itu jatuh dihari sabtu. Sampai akhirnya tgl 30 September'17 kemarin hari mens ke-2 dan kontrol ke Dr Suhartadji SpOG, langsung bikin janji untuk Hydrotubasi yang akan dijalanin tgl 10 Oktober'17.

Bismillahirahmanirahim.. Semoga lancar, hasilnya baik, dan Allah SWT berkenan segera mengijabah segala doa dan usaha kami, memberi kepercayaan lagi kepada kami untuk memiliki buah hati, apapun jenis kelaminnya, baik laki-laki atau perempuan, yang sehat... Aamiinn Ya Rabbal 'alamiiinnn